Jumat, 15 Mei 2015

4 Penyebab Diare Pada Anak dan Pencegahannya

mengatasi diare pada anak
Beberapa Penyebab Diare Pada Anak Diare atau istilah awamnya mencret pada anak adalah jenis penyakit umum setelah infeksi saluran pernafasan akut (ISPA). Para ahli membagi diare ini menjadi 3 jenis yang berbeda. Pertama adalah diare akut yaitu jika kurang dari 14 hari. Diare persisten jika lebih dari 14 hari dan disebut diare kronik jika lebih dari satu bulan. Apabila anak anda mengalami diare yang lebih dari satu bulan maka perlu diwaspadai adanya kelainan penyakit yang lebih serius seperti adanya inflammatory bowel disease.

Banyak anggapan bahwa diare pada anak disebabkan alergi susu sapi. Namun sebenarnya penyebab diare sangat bermacam-macam diantaranya:

  1. Infeksi dari berbagai bakteri yang disebabkan oleh kontaminasi makanan maupun air minum. 
  2. Infeksi berbagai macam virus. 
  3. Alergi makanan, khususnya susu atau laktosa (makanan yang mengandung susu). 
  4. Parasit yang masuk ke tubuh melalui makanan atau minuman yang kotor. 

Beberapa hal yang perlu anda lakukan untuk mencegah diare pada anak: 


1. Memberikan ASI
ASI mempunyai khasiat preventif secara imunologik dengan adanya antibodi dan zat-zat lain yang dikandungnya. Karena itu, ASI turut memberikan perlindungan terhadap diare pada bayi yang baru lahir. Pemberian ASI eksklusif mempunyai daya lindung 4 kali lebih besar terhadap diare daripada pemberian ASI yang disertai dengan susu botol.

2. Memberikan Makanan Pendamping ASI (MPASI) 
Pemberian MPASI adalah saat bayi secara bertahap mulai dibiasakan dengan makanan orang dewasa. Masa tersebut merupakan masa yang berbahaya bagi bayi, karena perilaku pemberian MPASI dapat menyebabkan meningkatnya risiko terjadinya diare ataupun penyakit lain. Banyak-banyaklah membaca tentang kapan, apa, dan bagaimana MPASI diberikan.

3. Menggunakan Air yang Bersih 
Sebagian besar kuman infeksius penyebab diare menjangkit melalui jalur fecal-oral. Mereka dapat ditularkan dengan memasukkan cairan atau benda yang telah tercemar ke dalam mulut, misalnya air minum, jari-jari tangan, atau makanan yang disiapkan dalam panci yang dicuci dengan air kotor. Anda dapat mengurangi risiko terhadap serangan diare dengan menggunakan air yang bersih dan melindungi air tersebut dari kontaminasi.

4. Mencuci Tangan 
Salah satu cara untuk membasmi kuman diare adalah dengan mencuci tangan menggunakan sabun. Selalu ingatkan anak untuk mencuci tangan sebelum dan sesudah makan, setelah buang air kecil dan buang air besar, dan setelah bermain di luar rumah.

5. Menggunakan Jamban 
Pengalaman di beberapa negara membuktikan bahwa upaya penggunaan jamban mempunyai dampak yang besar dalam penurunan risiko terhadap penyakit diare. Oleh karenanya, setiap keluarga harus mempunyai jamban yang berfungsi baik dan dapat dipakai oleh seluruh anggota keluarga. Jangan lupa juga untuk membersihkan jamban secara teratur.

6. Membuang Feses Bayi dengan Benar 
Banyak orang beranggapan bahwa feses bayi tidak berbahaya. Hal ini tidak benar karena feses bayi dapat pula menularkan penyakit pada anak-anak dan orangtuanya. Feses bayi harus dibuang secara bersih dan benar, berikut hal-hal yang harus diperhatikan: Kumpulkan feses bayi secepatnya, bungkus dengan daun atau kertas koran, dan kuburkan atau buang di kakus. Bantu anak untuk membuang air besarnya ke dalam wadah yang bersih dan mudah dibersihkan. Kemudian buang ke dalam kakus dan bilas wadahnya. Bersihkan anak segera setelah anak buang air besar dan cuci tangannya.